News

Perempuan Harus Pakai Bra Saat Kerja
Perempuan Harus Pakai Bra Saat Kerja
Sebuah pengadilan di Jerman, Rabu (12/1/2011), memutuskan, para bos berhak untuk memerintahkan karyawan perempuan memakai bra di tempat kerja.
Selain itu, panjang kuku seorang perempuan juga dapat ditentukan oleh atasan langsungnya dan rambut harus bersih serta rapi. Pria bisa berjenggot, tetapi bos mempunyai hak untuk memerintahkan jenggot itu harus dipangkas rapi dan tidak menjadi Robinson Crusoe dalam versi yang terdampar.
Pengadilan Perburuhan di North Rhine-Westphalia, Jerman, memutuskan hal itu dalam perkara yang terkait pakaian dan kebiasaan perawatan personel keamanan bandara. Namun, putusannya itu akan berlaku untuk semua tempat kerja di negara yang paling padat penduduknya di Jerman itu.
"Disuruh pakai bra dan menjaga kuku agar lebih pendek setengah sentimeter tidak bertentangan dengan hak-hak pribadi," kata pengadilan di Cologne itu sebagaimana dikutip Dailymail, Rabu (12/1/2011). "Itu bukan pengurangan yang tidak proporsional terhadap hak-hak pribadi."
Bra bisa tidak dipakai, demikian putusan pengadilan itu, jika perempuan memakai sebuah kaus dalam.
Keputusan tersebut diterapkan pada sebuah perusahaan keamanan yang melakukan pemeriksaan penumpang di bandara negara, khususnya di tempat sibuk di Cologne-Bonn.
Karyawan mengatakan, aturan itu terlalu keras, tetapi pengadilan mengatakan, putusan itu sesuai dengan buku aturan perusahaan. Hal yang menjadi kemenangan para pekerja adalah bahwa perusahaan tidak berhak untuk melarang warna tertentu untuk rambut atau cat kuku dan rambut palsu.

Pengantin Berusia 10 Tahun

Nujood Ali
Menlu AS Hillary Clinton menyebut perempuan Yaman berusia 10 tahun, Nujood Ali, sebagai pahlawannya. Dia mengatakan itu di Sana’a, Yaman, Selasa (11/1/2011), saat berkunjung ke Yaman.
Siapa Nujood Ali? Dia adalah gadis belia yang dua tahun lalu dipaksa menikah dengan pria tua, hal yang biasa terjadi di Yaman. Dia dipaksa orangtuanya menikah dan terpaksa tidak bersekolah lagi.
"Saya ingin menegaskan bahwa salah satu pahlawan saya adalah Nujood Ali, yang bersama kita hari ini. Dia adalah salah satu dari para perempuan muda yang masih ingin melanjutkan sekolah," kata Hillary.
Pernyataan Hillary terkait dengan keberanian Nujood Ali hadir di pengadilan didampingi pengacara hak asasi manusia, Shada Nasser. Pengadilan memutuskan Nujood Ali bercerai dari pria itu, sesuatu yang dianggap bersejarah di Yaman.
"Hari ini Nujood kembali bersekolah. Saya melihatnya sebagai sebuah sumber inspirasi," kata Hillary lagi.
Kisah Nujood Ali menjadi inspirasi bagi pembuat film Yaman, Khadeja Sallami, yang mengisahkan Nujood Ali.
Pada November 2008 majalah Glamour menetapkan Nujood Ali dan Nasser sebagai "Perempuan-perempuan Tahun Ini". Di dalam daftar itu juga terdapat nama Condoleezza Rice dan Hillary.
Perhatian dunia
Kisah Nujood Ali mengundang simpati dunia dan menjadi perwakilan dari perlawanan sejumlah perempuan belia Yaman, yang tidak ingin menikah dini.
Nujood Ali masih beruntung. Berdasarkan informasi dari situs CNN, juga ada gadis belia lain bernama Reem al-Numeri berusia 14 tahun yang belum lama ini bercerai. Dia dipaksa menikah oleh orangtuanya saat berusia 11 tahun dengan sepupunya yang berusia 22 tahun. Namun, setelah bercerai, dia menjadi seorang yang dikucilkan tanpa dukungan suami dan orangtua.
Juga ada kisah gadis Yaman lain berusia 12 tahun, yang berdasarkan situs CNN meninggal akibat pendarahan tiga hari setelah "malam pertama".
Kembali ke kisah Nujood Ali, nasibnya menjadi inspirasi bagi peluncuran rancangan undang-undang perkawinan, yang mengharuskan wanita menikah pada usia minimal 17 tahun. Hal itu juga didukung ulama, yang menegaskan bahwa pernikahan dini seperti itu tidak agamis.
Nujood Ali terkenal karena perlawanan dan penolakan tidur bersama suami. Namun, dia mengatakan sempat disiksa karena menolak. Setelah menjadi perhatian dunia, dia merasa nasibnya tidak lebih baik.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
www.blogger.com